Berikut gambaran visual kawasan Chinatown Surabaya—atau dikenal sebagai Kawasan Pecinan/Kya-Kya Kembang Jepun—dengan gerbang ikonik, lampion merah, dan atmosfer khas yang ramai dan heritage.
Sekilas Tentang Surabaya Chinatown
Chinatown di Surabaya, sering disebut Kampung Pecinan atau Kya-Kya, merupakan kawasan pecinan tertua dan paling berpengaruh di Kota Pahlawan. Terletak di kawasan utara—terutama di sepanjang Jalan Kembang Jepun dan Jalan Karet—daerah ini telah menjadi pusat perdagangan, budaya, dan komunitas sejak era kolonial Belanda
Lokasinya juga menjadi titik pertemuan antar budaya karena berdekatan dengan Kota Tua, sehingga menyuguhkan kombinasi arsitektur Tionghoa, Belanda, dan Arab
Ciri & Daya Tarik Utama
-
Gerbang Merah & Arsitektur Jalan Kembang Jepun
Gerbang khas dengan naga hiasan menandai pintu masuk, diikuti bangunan shophouse tua dan jalan sempit bergaya sejarah -
Pasar Malam & Kuliner Legendaris
Setiap malam, Jalan Kembang Jepun berubah menjadi area "Kya-Kya"—pasar kuliner jalanan sepanjang sekitar 750 meter, penuh dengan hidangan klasik seperti bakcang, sate kerang, dan kway teow—dengan hiburan barongsai dan musik keroncong -
Cagar Budaya: Rumah Abu & Kuil Tertua
Sepanjang Jalan Karet terdapat Rumah Abu keluarga Tionghoa (Han, The, Tjoa), yang merupakan tempat sembahyang leluhur dengan desain klasik, dianggap sebagai "mutiara" sejarah di Pecinan Surabaya
Tak jauh dari situ, ada kelenteng bersejarah seperti Hok An Kiong dan Kong Co Kong Tik Cun Ong, serta Masjid Cheng Hoo—masjid dengan arsitektur Tionghoa-Islam—menambah kekayaan budaya kawasan ini -
Suasana Ekonomi Aktif & Foto-instagenik
Kaca-kaca khas, lampion merah, dan arsitektur tua menciptakan latar foto yang menarik dan menghidupkan memoria masa lalu. Di pagi hari, aroma makanan khas juga menghidupkan suasana
Info Praktis
Aspek | Detail |
---|---|
Lokasi | Utara Surabaya, sekitar Jalan Kembang Jepun & Karet (Kya-Kya) |
Biaya Masuk | Gratis |
Aktivitas | Berburu kuliner, foto heritage, menjelajah arsitektur, mengunjungi rumah abu & komunitas |
Waktu Ideal | Siang hingga malam (kuliner malam & lampion lebih hidup) |
Catatan | Beberapa bangunan butuh restorasi, namun atmosfer historis tetap terasa kuat |
Mengapa Harus Dikunjungi?
Chinatown Surabaya adalah naskah hidup interaksi budaya Tionghoa, Arab, dan kolonial. Cocok untuk:
-
Wisata kuliner petualangan rasa lokal Tionghoa-Indonesia.
-
Eksplorasi sejarah & arsitektur lewat rumah tua, shophouse, dan kelenteng klasik.
-
Spot fotografi dengan feel nostalgia urban yang memikat.
-
Belanja bumbu, rempah atau barang tradisional di pasar lokal yang autentik.
Kalau kamu ingin, aku bisa bantu merancang jalan-jalan heritage sightseeing—misalnya dari Chinatown ke House of Sampoerna, Kota Tua, lalu ke Taman Apsari atau Museum Surabaya Siola. Tinggal bilang ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar