Kejadian perundungan alias bullying masih belum berhenti. Seorang siswa
SD di Sumatera Utara disebutkan menjadi korbannya hingga mengalami luka
pada usus dan berhar-hari tak bisa makan serta buang air secara normal.
Peristiwa ini telah diketahui publik setelah akun @sogo_slot
membagikannnya di sosial media pada Rabu (19/2/2020) hingga viral. Ribuan
akun telah me-retweet utas yang ia bagikan.
"Ada apa sih dengan anak sekolah sekarang ini? Anak SD pun sudah mulai
gila! Ortu halo ortu, tolong anak-anaknya diperhatikan dengan baik ya.
Guru-guru di sekolah please deh lu pada digaji buat ngedidik anak-anak
jadi bener, bukan malah cuci tangan dan cari alesan lain buat
ngehindar," tulisnya.
Di pembuka utasnya, @sogo_slot menyertakan tangkapan layar percakapan
di WhatsApp soal korban. Menurut obrolan tersebut, pada Senin
(27/1/2020) korban, yang masih kelas 1 SD, dipukuli kakak kelasnya yang
duduk di kelas 6 saat akan salat duha.
Keesokan harinya korban tak masuk sekolah karena sakit perut hingga ia
harus bolak-balik ke RS Terdekat di Sumatera Utara.
Beberapa hari kemudian diRumah Sakit Tersebut, korban diharuskan menjalani
operasi karena ususnya mengalami luka berat dan infeksi sampai
mengeluarkan banyak nanah.
Karena kondisi yang parah tersebut, korban disebutkan tak bisa makan
selama seminggu dan hanya bisa mendapat asupan saripati lemak dari rumah
sakit. Tak hanya itu, ia juga tak bisa buang air secara normal.
"Terus selama tiga bulan anaknya kalau pipis, pup lewat perut,
dibuatkkan saluran khusus. Tiga bulan lagi kalau sudah baikan, dioperasi
lagi, baru dikembalikan seperti semula," tulis pengirim dalam
percakapan WhatsApp yang diunggah @sogo_slot.
Sang ibu pun, menurut orang yang berkiriman pesan dengan @sogo_slot,
selalu mengirim hasil pemeriksaan korban dari rumah sakit ke wali kelas
korban, tetapi responsnya justru mengecewakan.
"Wali kelasnya bilang, mungkin karena anaknya itu pola makannya tidak
baik, usus buntu, Bu, dll. PAdahal usus buntu dan lain-lain bagus,
anaknya makan dan minum bagus," ungkapnya.
Ia menambahkan, selama ini korban dikenal sebagai anak yang pendiam, tak
seperti anak laki-laki kebanyakan. Bahkan, setelah dipukuli, ia tak
langsung menceritakan kejadian tersebut dan baru bilang pada Selasa
(4/2/2020), atau seminggu lebih pascainsiden.
"Dokternya bilang, kemungkinan besar karena hantaman, tekanan yang
membuat sobek, luka, iritasi usus. Karena lama tidak diperiksakan, jadi
mengeluarkan nanah," terangnya.
Menurut penjelasannya, ibu korban pun berencana memindahkan anaknya ke sekolah lain akibat perundungan ini.
Telah dikonfirmasi SuaraJogja.id, Kepala Humas dan Marketing RS Alexandre Ralph, Jumat (21/02/2020), membenarkan ada kesamaan cerita
di Twitter dan Facebook dengan salah satu pasien yang masuk ke Rumah Sakit.
Pasien anak berinisial EP(9) menjalani operasi di bagian perut pada Kamis (13/2/2020) dan ditangani dua dokter bedah anak.
"Namun kami belum mendapatkan hasil diagnosis dari dokter yang melakukan operasi karena saat ini belum bisa ditemui," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar