Surabaya Submarine Monument

 Inilah Monumen Kapal Selam Surabaya (Monkasel)—sebuah kapal selam asli yang dijadikan museum edukatif nan ikonik di tepi Sungai Kalimas, Surabaya.

---

Sejarah & Signifikansi

• Monkasel adalah KRI Pasopati 410, kapal selam kelas Whiskey yang dibangun di Uni Soviet pada tahun 1952 dan masuk armada TNI-AL sejak 1962, termasuk berpartisipasi dalam Operasi Trikora untuk pembebasan Irian Barat. Monumen ini resmi dibuka sebagai museum pada 27 Juni 1998 

• Kapal selam kemudian dipindahkan dalam 16 bagian dari Ujung ke lokasi saat ini di Jalan Pemuda pada tahun 1995, lalu diresmikan sebagai Monkasel tahun 1998 

Letak & Aksesibilitas

• Terletak di Jl. Pemuda No. 39, Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya, sangat mudah dijangkau dan hanya beberapa menit dari Stasiun Gubeng atau Plaza Surabaya 

---

Jam Buka & Tiket Masuk

Informasi	Detail
Jam Buka	Setiap hari sekitar 08.00–21.00 WIB
HTM	Rp 15.000 per orang Tambahan fasilitas seperti kolam renang anak (sekitar Rp                    8.000), pertunjukan Reog Ponorogo (Rp 10.000), dan sewa perahu Kalimas (Rp                                 20.000) tersedia sesuai jadwal dan musim

---

Daya Tarik & Fasilitas

• Pengunjung dapat masuk langsung ke dalam kapal selam, mengeksplorasi ruang kontrol, mesin, torpedo, hingga kamar kru dengan suasana autentik

• Tersedia juga video dokumenter, live music, dan kolam renang anak untuk pengalaman wisata yang lengkap 

• Di area sekitar, terdapat perahu motor untuk menyusuri Sungai Kalimas, bazar suvenir, kantin, mushola, dan area parkir luas dengan akses langsung dari sisi sungai 

---

Ringkasan Singkat

• Monkasel bukan sekadar tumpukan baja—tapi warisan sejarah maritim Indonesia dalam bentuk kapal selam autentik.

• Tempat ini menyuguhkan edukasi sejarah interaktif, hiburan ringan, dan spot foto menarik ditepi sungai.

• Ramah bujet keluarga, mudah dijangkau, dan sangat cocok dikunjungi pagi atau sore hari untuk suasana optimal.

---

Jika kamu ingin aku bantu menambahkan Monkasel ke itinerary kota Surabaya—misalnya setelah Tugu Pahlawan atau House of Sampoerna—just say the word!